Beberapa waktu yang lalu,nemuin kalau arda punya blog.salah satu postingannya bertema kecantikan wanita-wanita rusia.dan itu mengingatkan tia pada novel bumi cintanya kang abik.kayaknya salah satu bacaan berlatar rusia yang arda baca adalah novel itu (waktu itu minjam beberapa buku tia,salah satunya itu).tiba-tiba jadi pengen buka-buka novel itu lagi.Karna ini membaca yang kedua kalinya,jadi gak terlalu terpaku sama jalan cerita.lebih ke masing-masing karakter dan gaya penulisannya kang abik.Jadi ingat juga novel-novel karangan sebelumnya.
Yang tia amati,tokoh sentral novel karangan kang abik itu selalu berkarakter kuat. azzam yang berkarakter pekerja keras,fahri dengan kerendah hatian dan kepintarannya (semacam perfect gitu),dan ayyash yang memiliki keimanan “yang teruji” tinggi. Tokoh-tokoh tersebut memahami islam dan bisa berargumen dengan mantap mengenai permasalahan yang sedang berada disekitarnya.entah karena latar belakang pendidikan tokoh yang memang menekuni islam,azzam dan fahri yang kuliah di kairo dan ayyash yang merupakan santri salaf.Seingat tia,si fahri bisa dengan gamblangnya menjelaskan mengenai kedudukan perempuan dalam islam.azzam yang mencerminkan pribadi muslim yang seharusnya bekerja keras.ayyash (ini paling mantap) bisa “bicara” mengenai masalah aqidah (tauhid) dan keimanan yang sangat teruji (seapartemen dengan wanita rusia yang sangat cantik,moderat namun dia bisa menjaga diri,,meski ternyata tidak sebagai seorang laki-laki biasa tidak mudah baginya untuk menghindari godaan tersebut.paling minimal terbayang lah ya) yang mengingatkan kepada kisah nabi yusuf.
Bagaimana dengan wanita “pendamping” tokoh sentral tersebut?
Sebutlah nurul,muslimah ini berasal dari Indonesia.belajar di kairo dan juga turunan kiayi (kalau gak salah,udah lama banget baca novelnya).kalau disana dibilang dia memendam cinta pada fahri,namun bisa diatasi dengan baik (dia bisa menyembunyikannya sehingga ikhwan tersebut gak sadar,nice try).maria,penganut Kristen koptik yang taat.pintar,baik hati.kalau dibumi cinta,ada Yelena dan linor (teman apartemen ayyash).yelena masih bisa disentuh dengan perkataan ayyash mengenai kebesaran Allah,meski dia masih terjerat di duna gelapnya.sedangkan linor,wanita yang dari kecil dididik untuk jadi agen mosad,zionis,,punya kebencian yang mengakar terhadap islam.oia,satu lagi.DR.Anastassia palazzo.Pembimbing ayyash dalam penelitiannya selama di rusia.pintar.argumennya mantap bangeet (meski sebenarnya yg keren itu penulisnya ya? Hahaha).dia percaya keberadaan tuhan.dan ternyata kebersamaan dengan ayyash berkarakter kuat malah bikin dia suka pada pemuda Indonesia itu (sebenarnya rada-rada agak kurang sreg..kenapa dia malah jadi suka? Tp alur sepenuhnya milik penulis ^^) dan Anna (tokoh yg jadi incaran para ikhwan ini kayaknya udah pada banyak yang kenal.udah difilmkan juga..).
Duh,malah jadi kayak memperkenalkan tokoh gini.hehehe.
Terkesan dengan linor.dari kecil dia dididik untuk jadi agen yang “sabar” dalam mencari pengetahuan apapun mengenai objeknya.kejelian dan tidak mudah percaya pada orang sebelum dia mencari sumber utamanya.sayang dia dididik untuk percaya pada zionis sehingga referensi yang dicarinya mengenai islam yah karangan orang-orang itu yang tentulah menyudutkan kita.namun ketika ibu “angkat”nya menyentuh sisi “kemanusiaan” linor dan meminta dia mencari tau tentang islam.Subhanallah.disana digambarkan bahwa dia benar-benar mengkaji islam.keakar-akarnya.mencari referensi tentang islam yang ditulis oleh sarjana muslim,mengenai palestina,dan segala sesuatu yang menurutnya perlu dicari.diapun mengagendakan waktu untuk khusus mencari tau benar apa itu islam.tujuannya hanya satu,dia ingin benar-benar mengenal dan paham dengan islam,setelah itu baru dia memutuskan akan masuk islam atau tidak.
Wanita digambarkan banyak mengambil peran dalam “menggoda” sang tokoh sentral.karena kenyataannya di dunia memang perempuan itu bisa melalaikan.dulu,zulaikha yang sangat ingin memiliki nabi yusuf sehingga ia meletakkan harga dirinya di kakinya,siap untuk diinjak-injak.entah apapun itu alasannya (tampan,pintar,baik,sholeh,keturunan,kaya,se-visi,klop) yang namanya beda jenis kelamin sudah ditakdirkan akan saling tarik menarik.jadi buat para ikhwan yang “merasa” keimanannya belum sekuat nabi yusuf jangan malah main-main dan cari gara-gara dengan wanita lewat alasan apapun.(kalau udah yakin kuat mah,mangga wae~hahahaha).untuk muslimahpun begitu (mengingatkan pada diri sendiri),yang musti diingat,penjagaan terhadap diri sendiri tidak hanya berefek semata-mata untuk diri sendiri,tapi juga jadi mematikan kesempatan bagi para lelaki untuk berbuat liar.
Satu yang terfikirkan ketika menyatukan latar belakang tokoh yang kebanyakan terdidik langsung mengenai islam (sekolah keislaman).bagaimana dengan kebanyakan orang yang tidak bersekolah islam secara langsung? Bisakah orang seperti saya berargumen dengan tegas ketika ditanya mengenai tauhid?
Mungkin di novel memang diangkat muslim yang berlatar belakang seperti itu.namun kenyataannya yang membedakan kita dengan mereka hanyalah tempat menuntut ilmu.jadi gak jadi alasan untuk gak belajar islam karena bukan bersekolah disekolah islam.karena,ilmu mengenai islam itu ada.bisa didapatkan dimana-mana.justru ketika kita belum terfasilitasi untuk itu,kitalah yang berusaha mencari ilmu tersebut (tiru sisi baik dari linor ^^).
pernahkah teman-teman mendeteksi efek karakter dari novel ini?
Haha,bicara tentang efek novel ini mah rada-rada eheem~.banyak terdeteksi muslimah yang ingin mendapatkan pendamping seperti mereka.salahkah? tentu saja tidak.
Namun,kalau dibanyangkan kemungkinan rentang waktu antara membaca novel itu dan pernikahan (cara halal mendapatkan pendamping) cukup lama bagi kebanyakan orang.tia aja baca AAC waktu kelas 2 SMA.masa diwaktu itu banyak teman-teman yang “memimpikan” seperti itu? *rada-rada ngelantur*.jadi,harapannya yang disukai itu adalah karakter dari tokoh tersebut (seperti di beberapa paragraf awal).dan menjadikan sesuatu yang sifatnya “mimpi” menjadi sebuah langkah pasti.misal,ingin punya karakter seperti ayyash.maka benar-benar menyusun “kurikulum” pembelajaran atau mencari sarana untuk itu.jadi gak hanya sebatas ingin dan berkhayal tanpa langkah pasti.MARI BERGERAK.
Kalau diingat lagi alur novelnya , wanita yang sudah secara halal mendampingi tokoh utama digambarkan jadi “mulia”.memang benar.namun,menurut saya,kemuliaan perempuan itu tidak hanya didapat ketika dia memiliki suami yang bertakwa.karena hisab terhadap seseorang tetap per individu.jadi muliakanlah diri dengan ketakwaan dan ilmu itu sendiri.soal pendamping yang sholeh itu adalah bonus dari Allah.satu lagi,IBU adalah tokoh utama dalam pendidikan anak.pendidikan yang dimulai ketika dalam kandungan.bahkan lebih jauh dari itu.
Uwoo~ idul adha malah ngelantur dan ujung-ujungnya kenapa malah membahas masalah itu ya? >.<
Tapi saya bingung mengakhiri tulisan saya (dan merasa paragraf diatas itu mengambang).
Kesimpulannya : saya yang sekarang jadi mahasiswa kedokteran punya kesempatan yang sama dengan fahri,ayyash,azzam dalam mengembangkan keislaman saya.dan suatu saat,nilai positif mereka akan ada di diri saya ^^.
Kesimpulan :
setelah ngelantur kemana-mana,ada baiknya tia simpulin tujuan dari tulisan ini (meski orang slalu punya pendapat sendiri terhadap maksud sebuah tulisan).
1.Tidak hanya Ikhwan yang bisa sekeren itu,akhwat juga ^^.
2.latarbelakang pendidikan di sekolah yang buka Islam tidak menjadikan Alasan bagi kita untuk TIDAK belajar mengenal Islam lebih dalam
3.jangan hanya bermimpi (punya pendamping yang berilmu),tapi juga BERGERAK (maksudnya bukan nyari pendamping yaaa :p) mendapatkan ilmu itu.
4.walau bagaimanapun,novel tetaplah sebuah fiksi.jangan terjebak dengan karakter yang superperfect trus kepengen seperti itu banget atau punya teman yang seperti itu banget,kita hanya manusia yang bisa berusaha.cobalah tetap berlapang dada untuk memaklumi apabila teman kita masih punya banyak kekurangan.
5.tiru karakter linor yuuk : benar-benar sabar mencari pemahaman mengenai sesuatu sebelum menjalankannya (kita praktekkan dalam mencari ilmu)
6.yuuuk,kita bikin nuansa islami yang kondusif.ISLAMI y,bukan ARABISASI.gak harus ngomong ukh,akhi,bla bla untuk membuat nuansa islami.tp seperti ketika memulai sesuai (mis:rapat) dengan basmalah,mendahulukan sholat,saling memberi salam,dll.nuasa itu gak hanya bisa ada di kairo atau univ.islam lainnya.
7.saya sebenarnya geuleuh bicara soal unyuuu~ thing (hahahaha,tau lah),tp hanya ingin sedikit memberikan pandangan tentang itu.
sekian dan terimakasih.
#saya yang baru belajar menulis dan masih jauh dari baik.
:)
BalasHapusini tanri komennya aneh banget -__-
BalasHapus