Rabu, 22 Juli 2009

to do

waaaaah,banyak banget hal yang ingin dikerjakan untuk blog ini.
kemaren mau bikin "read more",tapi gak bisa-bisa.karna berhubung ikutan remed,terpaksa di pending dulu.
trus,mau bikin rating.udah masukin ke htmlnya.eh,malah nongol di bawah pingbox.hiks,diulang berkali2 tetap blum berhasil.PR lg nih.
sama satu lagi,mau masukin shoutmix.
dan data statistik pengunjung.
Asyik,menunggu waktu untuk mengerjakan ini semua.
seru juga ternyata.
pantesan dia suka banget tek.informatika
smangaaaat ^^

Selasa, 21 Juli 2009

kasih sayang,part2:antara tanggung jawab dan ego diri

Ngelanjutin crita adik dan sang kakak kemaren.
crita itu mau gak mau mengingatkanku kepada adikku yang skarang kelas 1 SMA,Fajri.
sebagai seorang kakak tia merasa adik2ku juga selalu berkorban utkku.jd ingat waktu itu aku kehilangan hp diPadang saat akan balik ke kampung.
besok harinya dirumah,tiba2 fajri menyodorkan hpnya kepadaku."ambillah,uni lebih membutuhkannya",dia mengucapkannya dengan yakin.Padahal aku tau perjuangannya untuk meyakinkan mama supaya membelikannya hp tidaklah mudah.ternyata kt mama,malam hrnya fajri mendengar aku tidur smbl nangis,pdhl daku sendiri gak sadar.
waktu tia sma dipadang dia juga slalu mengalah krn smua.permintaan tia dituruti sm mama.
Dan skarang saat aku di unpad,mm suka crita kalau fajri selalu mengingatkn utk telp tia,jgn lp ngirim uangku.padahal dia sendiri juga jauh dr rumah,skarang dia gak lg sm mm,dia di smansa pdngpnjang.tp tetap sj lbh mendhulukan kakaknya.kalau ada apa2 pasti slalu memberitahuku terlebih dulu.tp,aku gak mau crita km berakhir seperti kisah diatas.dia harus terus melanjutkn cita2nya.
Jujur,crita itu terasa sangat menampar.
diriku yang berperan sebagai seoarng kakak bagi 3 orang adik.diusiaku yang hampir menginjak 19 tahun ini (tepatnya,20 sept nanti),aku merasa blum memberikan apa-apa bagi adik-adikku.
apalagi dibandingkan fajri yang selalu berkorban untuk kakaknya.
entah kenapa,aku selalu merasa melarikan diri dari tanggung jawab sebagai seorang kakak.
saat SMP,aku sibuk dengan duniaku sendiri.yah,berapa banyak waktu yang kuhabiskan untuk mengajari adik2ku dibandingkan dengan jam-jam yang kuhabiskan sendiri dikamar,dalam duniaku sendiri.
Waktu-waktu SMA pun kuhabiskan dengan hidup brsama keluarga pamamku di Padang.disana aku menjadi orang yang paling muda.yah,,,cukup untuk menjadikanku lupa akan tanggung jawab terhadap adik-adikku.sibuk les disana-sini,sekolah,aktif di Rohis.hari-hariku banyak dihabiskan dipadang.padahal jarak antara kampunghalamanku dg padang hampir sama dengan jarak antara Bandung-Jatinangor.tp,paling aku pulang cuma 1 kali dalam 3 bulan.parah.kenapa hal itu baru kusadari saat ini? merasa lebih baik,padahal hatiku mati.
apakah aku sudah lupa akan tanggungjawab itu?
dan skarang.aku berjalan semakin jauh dari rumah.melintasi pulau.
aku tau,sengaja mematikan hati adalah andalanku sejak dulu setiap kali akan jauh dari orang yang kucintai.
aku matikan perasaanku,supaya tidak ada airmata yang mengalir karna kerinduan kepada mereka.
jadi ingat saat pertama kali diPadang,benar-benar tidak peduli dengan orang lain.
apalagi penampilan sendiri.hatiku mati akan keindahan.
saat mengetahui lulus di Unpad,sempat terfikir akankah hal itu terulang kembali?
karna aku sudah berubah sejak pertengahan kelas 2 SMA.
tp,bukankah jarak akan menenggelamkan perasaanku,tanggungjawabku,dan semakin mencuatkan egoku.
tapi,,,
Jadi ingat saat dimana aku mrasa semua keluargaku menyayangiku.saat aku dan mama harus keBandung.aku berusaha untuk tegar mempertahankan ego untuk tidak menangis.namun,saat melihat dinda yang menangis digendongan papa,mata dhini yang memerah,dan saat melihat fajri yang terdiam.dan,aku melihat dia menangis untuk yang pertama kalinya.yah,tangan papa yang mengusap kepalaku meruntuhkan semua pertahanan egoku.
hahaha,aku tersadar.
meskipun aku jauh,tanggungjawab itu akan selalu ada dan siap untuk dipenuhi.
aku ada untuk memberikan yang terbaik bagi adik-adik yang kucintai.
akan berjuang disini demi mereka.
karna kasih sayang keluarga yang akan membentukku untuk lebih tangguh
tidak masalah seberapa banyak aku menangis,karna itu bukti bahwa aku mencintai mereka,
tidak masalah berapa banyak aku terjatuh,karna mereka ada disana.
mereka akan tetap disana untuk terus mendukungku,mendo'akanku.
Antara tanggungjawab dan ego.
aku akan mengambil tanggungjawab sepenuhnya,untuk menjadi kakak yang baik bagi adik-adikku.mengajarkan tentang kehidupan,mengajarkan tentang keindahan islam.
yah,karna tanggungjawab akan selalu ada.
karna,aku adalah da'i sebelum apapun.

Kasih sayang,part 1

Kemaren malam tia membaca note teman tentang kasih sayang seorang adik kepada kakaknya.Adik kakak yang tinggal disebuah dusun.si adik sangat mencintai kakaknya.berawal dari berusaha menutupi kesalahan kakaknya yang telah mencuri uang ayahnya.hingga dia dipukuli habis-habisan oleh ayahnya.ketika kakaknya merasa iba dan mau mengakui perbuatannya,sambil tersenyum tangan kecil adiknya menutupi mulut kakaknya dan mengatakan:"kak,jangan sedih,itu sudah terlanjur terjadi".
Dan kejadian itu sudah lama,tetapi sikakak tetap tidak bisa melupakannya.ketika sampai saat terakhir adiknya di smp dan dia juga sudah ditrima di perguruan tinggi.pada malam harinya sang ayah duduk,sambil memberenggut bliau berkata,"kedua anakku telah memperlihatkan hasil yang begitu baik...begitu baik".dan istrinya datang seraya berkata,"tapi tetap saja kita tidak bisa menyekolahkan keduanya sekaligus".si adik keluar kehadapan ayahnya dan berkata,"ayah,biarlah saya tidak melanjutkan sekolah.saya sudah membaca banyak buku".si ayah marah dan mengayunkan tangannya kemuka si adik sambil berkata bahwa dia akan tetap menyekolahkan kedua anaknya meskipun harus mengemis kerumah-rumah.sambil mengusapkan tangan kemuka adiknya yang bengkak,si kakak berkata bahwa sudah sepatutnya laki-laki melanjutkan sekolah dan mengangkat derajat keluarganya.dan didalm hati dia juga bertekad untuk tidak melanjutkan kuliah.
keesokan subuh,ternyata dia tidak menemukan sang adik.hanya ada secarik kertas dibawah bantalnya.pesan dari adiknya."kak masuk ke universitas tidaklah mudah,saya akan mencari kerja dan akan mengirimimu uang"
begitu seterusnya ,si adik selalu mendahulukan kebutuhan kakaknya.
Tahun itu, adiknya 23. sikakak berusia 26.
Ketika sang kakak menikah, dia tinggal di kota . Berkali-kali dia dan suaminya mengundang orang tuanya untuk datang dan tinggal bersama mereka, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adiknya tidak setuju juga, mengatakan :
"Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini."
Suami sikakak menjadi direktur pabriknya. dan mereka menginginkan sang adik mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi siadik menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.
Suatu hari, sang adik diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel,ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. sang kakak dan suaminya pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, kakak menggerutu :
"Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?"
Dengan tampang yang serius pada wajahnya, si adik membela keputusannya. :
"Pikirkan kakak ipar...ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?"
Mata suami sikakak dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kata kakak yang sepatah-sepatah:
"Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!"
"Mengapa membicarakan masa lalu?" Adikku menggenggam tangan kakaknya.Tahun itu,si adik berusia 26 dan kakak 29.
sampai suatu saat si adik menikahi anak dari petani dari dusun itu."siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?"ada yang bertanya kepadanya.si adikpun menjawab:"kakakku".Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat diingat kakaknya :
"Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiaphari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku.Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya.Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya."
mungkin si adik juga tidak sepatutnya mengakui hal yang bukan merupakan kesalahannya.tapi,hal itu juga bagian dari caranya menjaga kakak yang dicintainya.seorang anak yang pada saat itu baru berusia 8 tahun.
"sudahkan dirimu cukup bersabar dalam mendidik adikmu?",gema pertanyaan didalam otakku.

Senin, 20 Juli 2009

RIAK

Jika bisa berbuat kebaikan kenapa masih memilih bersembunyi dibalik perbuatan sia-sia?
Disaat nurani berbisik kenapa masih tidak meluangkan sedikit waktu untuk mendengarkannya?
Ketika semua harapan datang dan berkumpul demi terwujudnya sebuah cita-cita,dan jiwapun merasa terpanggil untuk bangkit melaksanakan tindakan,
Ketika yang dihirup adalah udara perjuangan,
hati ini merasa sesak,
penuh rasa cinta kepadaMu
Tapi,
disaat sedikit saja setan datang mengggoda,
menawarkan perasaan lega sesaat,
menawarkan tempat singgah untuk istirahat sejenak dari semua hal yang mendekatkan kita,
entah kenapa,
hati terasa goyah,
Bimbang
sedikit
perlahan tapi pasti,bagaikan rayap didalam kayu
sulit terdeteksi
pelan-pelan melenyapkan semua yang ada,
kayu semakin lapuk seiring berjalannya waktu
dan yang paling miris,
ketika sang pemilik hati tidak menyadarinya,
diseret dengan tidak berdaya tanpa perlawanan yang berarti,
kearah yang menjauhkanku dariMu.
Hamba masih tidak berdaya
TIDAK
hal ini tidak boleh terjadi lagi
Tidak Ya Allah,hamba benar-benar mencintaiMu
Mungkin,,,
Rakaat-rakaat malam yang hamba dirikan,tidak ada apa-apanya dibandingkan Rasulullah yang terus mengungkapkan cinta kepadaMu hingga kaki bengkakpun tidak meruntuhkan kuatnya keinginan hati untuk selalu bermunajat kepadaMu,
mungkin shalat hambapun terkadang masih belum khusu',
tak hamba pungkiri terkadang masalah duniawi masih membayangi waktu berharga hamba denganMu,
Tapi, Ya Allah,
Izinkan hamba untuk terus mencintaiMu,
Dengan semua kekuatan hamba untuk selalu berbuat maksimal,beribadah maksimal,menuntut ilmu maksimal,,,tolong berikanlah hamba ridhoMu ya Allah
meski tertatih,takkan surut langkah hamba ini untuk terus mendekatiMu
Izinkanlah hamba untuk berjihad dijalanMu
untuk agama ini,
dengan malu,hamba meminta
tuliskanlah nama hamba sebagai mujahidah nantinya
sesungguhnya Sholatku,Ibadahku,Hidupku,dan Matiku hanyalah untukMu,Allah
Wahai Allah,maha pembolak balik hati manusia
kuatkanlah kaki ini untuk tegak,melangkah,berlari dibawah naungan cintaMu
Tetapkanlah hati ini dalam kecintaannya kepadaMu
cinta yang membakar sukma,
yang tidak ada seorang pujanggapun yang mampu menuliskannya
cinta yang tiada lagi cinta diatasnya,
cinta yang melahirkan kekuatan,
untuk selalu mencari ilmu,berdakwah,dan berjuang di jalanMu.